ngan teman lelakinya sedang Rabiatun hanis bekerja keras.
Pada suatu hari datang Mak Saripah melamar Rabiatun untuk guru Amzah. Oleh orang tua tirinya Rabiatun diburuk-burukkan, sedang Nurani anak kandungnya disanjung-sanjungnya. Mak Saripah tidak mau menerima Nurani, sebab yang disuruh pinang ialah Rabiatun.
Kalau untuk Rabiatun orang tua tiri Rabiatun tidak menerima lamaran tersebut, karena iri hati anaknya tidak dilamar.
Sepekan sesudah itu datang seorang bernama Jaka Tan- juang ke rumah orang tua tiri Rabiatun. Maksudnya hendak melamar Rabiatun untuk temannya yang sudah tua bernama Sutan Jamarin. Dikatakan oleh Jaka bahwa Jamarin orang kaya dan dia yang akan membiayai perkawinannya nanti, Mendengar Sutan Jamarin kaya kedua orang tua tiri Rabiatun menerima lamaran itu, apalagi calon mempelai lelaki memberi RP. 1.000,— beserta emas permata intan.
Rabiatun sangat sedih hatinya, karena bakal suaminya orang yang sudah tua. Dia mengadu kepada kekasihnya Jamaran. Jamaran mengajaknya Jari dari negerinya itu. Untuk biaya perjalanan Rabiatun menyerahkan cincin permata yang diberikan Sutan Jamarin kepada Jamaran untuk dijual. Jamaran menyerahkan cincin itu ke nimah gadai. Waktu cincin diserahkannya itu ada polisi. Polisi curiga melihat cincin itu dan menanyakan asal-usul cincin itu.
Kemudian polisi mendatangi rumah Rabiatun yang sedang pesta merayakan perkawinannya dengan Jamarin. Melihat polisi datang Jamarin hendak lari, tetapi dapat dikepung orang.
Dia ditangkap dan dimasukkan penjara karena di Medan ia adalah perampok. Rumah orang tua tiri Rabiatun digeledah dan ditemukanlah uang pemberian jamarin dilemari Upiak Pakan. Semua uang yang ada itu disita polisi.
Sejak itu Marah Jamin dan Upiak Pakan sangat marah kepada Rabiatun, sehingga tidak tertahan lagi oleh Rabiatun tinggal di rumah itu.
Pada hari yang telah dijandjikan Rabiatun lari dengan