Ringkasan : CERITA SITI RABIATUN
Di kampung Pincuran Tinggi tinggal seorang perempuan bernama Sanah bersama anaknya bernama Rabiatun. Kira-kira Rabiatun berumur satu tahun ayahnya meninggal yang bernama Rajo Mangkuto.
Rajo Mangkuto mati muda karena muntah darah dan sakit perut, disebabkan termakan ramuan kotor yang diberi orang yang benci kepadanya. Ayah Rabiatun itu seorang opas kepala negeri dan kejam sekali.
Pada suatu hari waktu opas itu memaksa seorang taki-laki bernama Saman menghadap ke kantor karena belum membayar uang rodi, Saman menolak karena anaknya sedang sakit keras dan dia sedang mencari obat untuk anaknya. Paksaan Rajo Mangkuto membuat Saman marah lalu diterjangnya dada Rajo Mangkuto, sehingga mengeluarkan darah. Sejak itu dia sakit-sakitan sampai meninggal.
Setelah Rabiatun berumur dua tahun ibunya kawin lagi dengan seorang pegawai PU bernama Marah Jamin. Hidup Rabiatun dengan ibunya menjadi baik karena gaji Marah Jamin dapat dicukupkan oleh Sanah dengan hemat berbelanja dan dia juga berjualan kue-kue yang ditompangkan ke warung.
Pada suatu hari setelah empat tahun usia perkawinan Sanah dengan Marah Jamin tiba-tiba kepalanya sakit betul, Disuruhnya Rabiatun ke warung untuk membehi obat.
Setelah Marah Jamin suaminya pulang dari kantor dan melihat istrinya sedang sakit langsung ia menceari dukun bernama Datuak Hitam. Obat Datuak Hitam tidak mempan sehingga sudah beberapa dukun yang mengobati si Sanah tidak sembuh juga.
Sebelum sampai ajalnya Sanah berpesan kepada suaminya untuk memelihara Rabiatun selanjutnya. Suaminya berjanji akan memelihara Rabiatun.
Melihat ibunya meninggal berguling-guling Rabiatun. Ia meratapi hidupnya yang sebatang kara, tidak berayah dan ber