Jump to content

Page:Hikayat Puti Zaitun.pdf/18

From Wikisource
This page has been validated.

Maka dijelaskan merekalah kepada raja dan permaisuri, bahwa mereka melakukan itu karena perlu uang.

Pada suatu hari raja ingin mencoba kecerdikan Zaitun. Disuruh pesuruh menjemput Puti Zaitun agar datang ke istana.

Disuruhnya Zaitun datang keesokan harinya ke istana tanpa baju tapi tidak telanjang, tanpa kendaraan, tapi tidak berjalan kaki tidak menunggang kuda. Kalau berhasil Zaitun melaksanakan perintah itu ia akan diberi hadiah seribu dinar. Abu Hasan juga disuruh datang bersama-sama, raja hendak menguji kecerdikan mereka,

Sesudah mendengar perintah raja itu, Puti Zaitun minta izin pulang.

Di tengah jalan Puti Zaitun tersenyum-senyum seorang diri mengingat akan mendapat hadiah seribu dinar.

Sesampai di rumah Abu Hasan bertanya kepada istrinya perintah raja.

Setelah didengarnya perintah raja itu dari istrinya maka dianggapnya raja kurang waras. Puti Zaitun mengatakan kepada suaminya, bahwa perintah raja itu mudah untuk dilaksanakan.

Keesokan harinya, kira-kira pukul sepuluh pagi, Puti Zaitun menanggalkan semua pakaiannya dan dalam keadaan telanjang masuk dia ke dalam karung goni besar.

Sesudah itu diikatkan ke bawah unta bergantung di perut unta.

Abu Hasan menggiring unta itu ke istana. Setelah sampai di istana raja menanyakan di manakah Puti Zaitun berada, Abu Hasan menjawab Puti Zaitun ada di bawah unata tanpa pakaian, tetapi dalam karung goni. Jadi tidak bertelanjang. Dia tidak menunggang kuda. Jadi semuanya perintah raja itu telah dilaksanakannya. Tertawa Raja dan permaisurinya melihat kecerdikan Puti Zaitun dan dihadiahkannya uang seribu dinar sebagaimana yang dijanjikannya.

16